Jumat, 12 Desember 2014

METODE AL-BARQY



METODOLOGI  PENGEMBANGAN  BACA TULIS ALQUR’AN  AUD
 “METODE AL-BARQY”

oleh

meiza yulia

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014



METODE AL-BARQY
1.      Sejarah ringkas metode Al-Barqy
Metode Al-Barqy ditemukan oleh Muhadjir Sulthon. Beliau adalah seorang dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 1965.
Penggunaan metode AL-Barqi dilatar belakangi oleh pengalaman penyusun dalam mengajar karena banyak murid yang mengalami kesulitan dalam belajar dan menuliskan huruf AL-Qur’an. Kemudian ia melihat bahwasanya selama ini pengajaran baca tulis huruf Al-Qur’an seakan-akan terpisah dari pengajaran bahasa lainnya. Untuk itulah ada beberapa para ahli yang ikut dalam menyusun metoda ini memikirkan bagaimana pengajaran baca tulis Al-Quran di sesuaikan dengan pendekatan global dan kebutuhan anak. Dalam bahasa arab mempunyai fonim yang sempurna dimana adanya satu suku kata, satu huruf dan tidak ada huruf rangkap, hal ini berbeda dengan bahasa inggris, dalam satu suku kata mungkin diawali dengan tiga atau empat huruf kemudian antara tulisan tidak sama dengan bunyi.
2.      Prinsip dan pendekataan dalam penggunaan metode Al-Barqi
Metode ini sifatnya bukanlah mengajar namun mengenal dan mendorong anak untuk mampu membaca dan menulis Al-Qur’an. Sehingga peran guru itu sama dengan istilah Tut Wuri Handayani. Anak telah diangggap memiliki persiapan dan sedikit pengetahuan, kemudian anak membuka bukunya atau melihat alat peraga atau tulisan yang ada di papan tulis, maka anak tinggal membaca sendiri, memilih, dan memadukan sendiri. Bagi anak TK guru pada awalnya mengenalkan terlebih dahulu huruf-huruf hijaiyahnya. Sehingga metode ini telah memenuhi syarat Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
Metode ini dikenal dengan metode system delapan jam, hal ini sesuai dengan segala umur, baik untuk anak TK, SD, SMP bahkan untuk anak SMA hanya enam jam.
Metode ini menggunakan pendekatan global yang bersifat analitik sintetik. Dimana menggunakan kata lembaga sebagai kata kunci yang harus dihafal dan diingat. Tiap kata lembaga hanya ada empat suku kata, karena jumlah huruf yang dicapai lebih sedikit, yaitu setengah dari jumlah huruf arab yang mirip dengan bunyi Indonesia. Kemudian tiap-tiap suku kata itu memiliki arti hingga mudah dipahami dan diingat oleh anak, sehingga hal ini dapat meningkatkan daya ingat dan menjauhkan anak dari sifat lupa.
Adapun kata lembaga itu yaitu:
1.      A-DA-RA-JA
2.      MA-HA-KA-YA
3.      KA-TA-WA-NA
4.      SA-MA-LA-BA
Metode ini menggunakan system sebagai berikut:
Pertama           : pengamatan sebuah struktur kata dan kalimat
Kedua             : pemisahan
Ketiga                         : pemilihan
Keempat          : pemaduan
Untuk menggunakan keempat system ini di TK maka dapat dengan melalui permaian dan alat peraga yang menarik agar lebih memudahkan anak dalam mengenal dan membaca huruf hijaiyah. Kemudian metode ini juga memiliki teknik penyajian yaitu:
a.       Mengadakan pengelompokkan bunyi untuk mengenal dan memindahkan dari huruf yang telah dikenal ke huruf yang sulit
b.      Menggunakan isyrat bunyi
c.       Mengelompokkan bentuk huruf untuk memudahkan belajar menyambung
d.      Menggunakan pengenalan dengan titian unta( urutan yang mengarah ketika mengajarkan sukun dan tasydid
e.       Menggunakan latihan bacaan (drill) dalam mengenalkan makhraj maupun kepekaan terhadap huruf dan kefasihan membaca
f.       Kosentrasi dengan titian ingatan untuk mengingatsewaktu lupa

3.      Kelebihan metode Al-Barqi
Adapun kelebihan metode ini yaitu:
a.       Sangat cocok untuk semua jenis usia, baik anak TK, SD, SMP, maupun SMA sederajat.
b.      Hanya dengan system kilat atau menggunakan system delapan jam
c.       Meningkatkan daya ingat dan mencegah kelupaan
d.      Mengenalkan hurufyang lebih mudah pengucapannya terlebih dahulu
e.       Anak mudah menghafal dan mengingat setiap kata atau huruf karena setiap lembaga hanya terdiri empat suku kata dan memiliki bunyi yang sama dengan bahasa Indonesia
f.       Bagi anak TK belajar dengan metode ini sangat bagus dan tidak membosankan karena adanya permainan dan alat peraga yang menarik
g.      Menggunakan system dan teknik yang akurat dan menarik
h.      Sangat tepat bila pembelajarannya dengan klasikal maupun massal
i.        Dapat dengan menggunakan nyanyian agar pembelajaran lebih hidup
4.      Kelemahan metode Al-Barqi
Disamping memiliki kelebihan menurut kami metode ini juga memiliki kelemahan yaitu: guru hanya mengenalkan beberapa huruf hijaiyyah saja pada awal pembelajaran sehingga anak kurang memiliki pengetahuan huruf hijaiyyah dengan lengkap. Pengenalan huruf hijaiyyah semuanya dilakukan pada akhir pembelajaran nanti.
5.      Cara pembelajaran atau metode Al-Barqi
Adapun cara pembelajaran metode ini yaitu:
1)      Fase analitik
·         Guru mengucapkan kata lembaga pertama yaitu: A-DA-RA-JA, tidak boleh di eja, kemudian minta anak unutk menirukan lakukan secara berulang hingga anak mampu menghafalnya. Untuk lebih menarik minta anak untuk memejamkan matanya kemudian mengucapkan huruf atau suku kata.
·         Kemudian ketika anak melihat atau mengucapkan suku kata pada lembaga pertama maka guru menunjuk pada suku kata yang di ucapkan ataupun sebaliknya ketika guru menunjuk pada suku kata maka anak melihat dan mengucapkannya
·         Kemudian kata lembaga pertama dibagi menjadi dua yaitu: A-DA dan RA-JA
·         Guru menunjuk atau memperlihatkan dua suku kata saja yaitu pada kata A-DA saja. Dan meminta anak untuk menyebutkannya, guru dapat melakukannya dengan berulang dan di balik missal A-DA, DA-A. begitu pula pada dua suku kata berikutnya yaitu RA-JA, JA-RA.
·         Kata lembaga pertama di bagi menjadi satu suku kata yaitu, A. DA, RA dan  JA
·         Untuk mematangkan anak pada bunyi dan makhraj maka dapat melakukannya secara berulang seperti, a-a-a, da-da-da, ra-ra-ra dan ja-ja-ja
·         Kemudian untuk mengevaluasinya maka guru dapat menunjukkan huruf tertentu dan minta beberapa anak untuk mengucapkannya. Misalnya guru dapat menggunakan permainan berupa berburu harta karun, guru menyembunyikan huruf pada suatu kotak dan mintak anak untuk mencarinya jika anak bisa menemukannya maka guru meminta anak tersebut untuk mengucapkannya.
·         Begitu juga pada kata lembaga kedua, ketiga dan keempat
2)      Fase sintetik
Yaitu satu huruf atau suku kata digabung dengan suku yang lain sehingga menjadi suatu bacaan. Misal suku kata a-ra-ja digabungkan menjadi araja atau ajara sehingga bisa menjadi sebuah kata yang bisa dibaca.
3)      Fase penulisan
·         Anak dapa menebali pada tulisan yang samar atau pola huruf yang bergaris putus-putus
·         Guru menunjukkan jalan pena atau pensil menurut arah panah
·         Setelah dianggap baik maka biasakan anak untuk terus berlatih menebalkan tulisan sehingga ia mampu menuliskannya sendiri
·         Mengenalkan beberapa variasi bentuk huruf
4)      Fase pengenalan bunyi a-i-u (fathah-kasrah-dammah)
Dapat dilakukan dengan tiga cara
Pertama:
·         Adaraja – mahakaya – katawana - samalaba
·         Idiriji – mihikiyi – kitiwini – similibi
·         Uduruju – muhukuyu – kutumunu – sumulubu
Kedua:
·         Adaraja – idiriji – uduruju
Ketiga:
·         a-i-u, da-di-du, ra-ri-ru dan ja-ji-ju
5)      fase pemindahan
 Untuk memudahkan pengenalan bunyi huruf yang sulit, maka dekatkan huruf atau bunyi yang mudah dengan huruf yang sulit. Seperti pada barisan atas kita tulis huruf da maka di bawahnya ditulis huruf dza, kemudian sa maka dibawahnya huruf sya.
6)      Fase pengenalan tanwin                                                                                                   
Kita mengingatkan kepada anak jika ada dua baris yang ada di atas kita sebut dengan fathahtain, dua baris dibawah dhammahtain dan dua baris didepan disebut dengan kasrahtain. Misal an-in-un dengan menambahkan huruf n dibelakang kata.
7)      Fase pengenalan mad (bacaan panjang)
Untuk sementara dalam memudahkan anak mengenalkan atau manandai bahwa huruf itu panjang atau pendek maka guru dapat memberikan tanda berupa titik, jika panjangnya satu ketuk maka tandanya satu titik, jika panjangnya dua ketukan tandanya dua titik, jika panjang tiga ketukan maka ditandai dengan tiga titik, begitulah selanjutnya. Kemudian anak juga diminta untuk membuatkan tanda titik jika guru membaca hurufnya. Maka secara pelan tapi pasti anak akan memahami tanda mad dalam membaca Al-Qur’an.
8)      Fase pengenalan sukun
Yaitu dengan cara mengenalkan sukun membuat  titian unta seperti ada - add, ara- arr, aja- ajj dan sebagainya. Untuk lebih menarik maka dapat dilakukan dengan nyanyian.
9)      Fase pengenalan  nama huruf
Nama-nama huruf dikenalkan dengan cara membaca nama huruf harus dengan al, misalnya al-ba’, al-jim bukan hanya ba’ , jim saja. Selain dengan seperti ini secaratidak langsung bisa mengenalkan huruf qommariyyah dan huruf syamsiyah pada anak.
10)   Fase pengenalan menyambung
Untuk mengenalkan menyambung maka ada hal yang harus diperhatikan dalam  teknik menulis  yaitu: dengan mengenalkan cara menuliskan hurif yang dapat disambung dimulai dengan di awal, di tengah dan di akhir.




Daftar Pustaka

Sulthon, Muhadjir. 1996. Al-Barqy System 8 Jam. Surabaya: CV. Pena Suci

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Merit Casino: 100% match up to $1,000,000 + 100
Merit Casino, is 카지노사이트 the sister site of the popular kadangpintar slots site, which was founded in 2004. You 메리트카지노 can access the site here on your desktop or mobile.

Posting Komentar